MAKALAH
POLA PERTANAMAN
Di
Susun Oleh:
Nama : Ifi Tamala
Npm : 1450090048
Kelas : 1B Agribisnis
Dosen Pembimbing
: Dwi Fitriani, SP.,MP
FAKULTAS PERTANIAN PRODI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2014 / 2015
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kita curahkan kehadirat Allah
SWT,atas nikmat dan karuanianya yang telah diberikan kepada kita semua,shalawat
dan salam semoga tercurah paada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,beserta
keluarga,para sahabat dan pengikutnya yang setia pada akhir zaman.
Penulis tahu bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dari sisi pembahasan, penulisan kata,
dan sebagainya.maka dari kesalahan ini penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun sebagai penambah pengetahuan bagi penulis dalam
menyusun makalah dilain waktu.
Terimakasih yang sebesar- besarnya kepada dosen mata
kuliah ini. Yang telah memberikan ilmunya serta bimbingannya kepada kami
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, dan kepada teman-teman
yang telah bersedia memberikan sumbangsih pikiran dan tenaga dalam penyusun
makalah ini
Penulis
juga tak lupa meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam pembuatan makalah
ini ada pihak atau badan yang merasa dirugikan,karena semuanya hal yang tidak
kami sengaja.
Bengkulu,
03 Desember 2014
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................ii
Daftar
Isi.....................................................................................................................iii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
……….........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................................1
C.
Tujuan
...................................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. pengertian pola tanam .............................................................................................
B Pola tanam polikultur
dan monokultur …………………........................................
C.. Kombinasi beberapa sifat tanaman..........................................................................
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui iklim dan tanah di
Indonesia sangatlah mendukung, maka sebagian masyarakat di Indonesia umumnya bekerja
sebagai petani, salah satu yang harus kita perhatikan yaitu pola tanam,
Penanaman suatu tanaman tidak seharusnya dengan pola yang tidak teratur, karena
itu akan membuat suatu tanaman tersebut mengalami ketidak stabilan pada saat
bertumbuh, maka oleh sebab itu harus mengatur pola dan jarak tanam antara
tanaman satu dan yang lainya.
Sistem pertanaman (cropping system)
adalah suatu sistem yang menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan
aktifitas produksi tanaman dalam suatu sistem usaha tani. Misal: pola
pertanaman, teknik budidaya tanaman, tenaga kerja, pengelolan dsb.
Pola pertanaman (cropping pattern)
merupakan susunan kombinasi pertanaman menurut dimensi ruang dan waktu.
Pola/bentuk pertanaman pertanian yang terjadi di dunia merupakan hasil variasi/kombinasi
dari iklim, tanah, ekonomi, struktur sosial dan sejarah lokal yang terjadi pada
masing-masing wilayah tertentu
B.
Rumusan masalah
1.
Membahas pola tanaman
2.
Macam-macam pola tanam
C.
Tujuan
Supaya kita mengerti tentang pola tanam,
sehingga kita lebih mengerti bagaimana saat kita ingin menanam di tempat-tempat
yang tertentu.
BAB II.
PEMBAHASAN
A.
POLA TANAM
Penanaman suatu tanaman tidak seharusnya
dengan pola yang tidak teratur, karena itu akan membuat suatu tanaman tersebut
mengalami ketidak stabilan pada saat bertumbuh, maka oleh sebab itu harus
mengatur pola dan jarak tanam antara tanaman satu dan yang lainya.
Sistem pertanaman (cropping system)
adalah suatu sistem yang menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan
aktifitas produksi tanaman dalam suatu sistem usaha tani. Misal: pola
pertanaman, teknik budidaya tanaman, tenaga kerja, pengelolan dsb.
Model sistem pertanaman disusun berdasarkan
asumsi bahwa sistem pertanaman yang terdapat di suatu wilayah, pada dasarnya
merupakan ekspresi dari tanggapan petani dalam mengendalikan lingkungannya.
Bila komponen-konponen penyusun lingkungan tersebut dikaji dalam hubungannya
satu dengan yang lain, akan dapat diidentifikasi bagian-bagian dari
komponen tersebut yang masih dapat diperbaiki atau dikembangkan kemudian
ditentukan skala prioritas penanganannya.
Pola pertanaman (cropping pattern)
merupakan susunan kombinasi pertanaman menurut dimensi ruang dan waktu.
Pola/bentuk pertanaman pertanian yang terjadi di dunia merupakan hasil
variasi/kombinasi dari iklim, tanah, ekonomi, struktur sosial dan sejarah lokal
yang terjadi pada masing-masing wilayah tertentu.
Faktor-faktor fisik yang paling berperan dalam
pertumbuhan tanaman dan keberadaan sistem pertanian adalah adanya keseimbangan
air, ketersediaan radiasi yang cukup, suhu dan kondisi tanah. Manusia merupakan
faktor dominan yang berperan dalam keberhasilan penanaman yaitu mencakup faktor
sosial, kebijakan ekonomi dan politik yang mencakup kebudayaan dan agama,
harga, transportasi
B. POLA TANAM TERDIRI
DARI 2 MACAM YAITU :
a. Monokultur
Pola tanam monokultur merupakan penanaman satu jenis tanaman pada suatu waktu
tertentu pada lahan tertentu. Misalnya penanaman padi, kedelai, teh, karet dll.
b. Polikultur
Polikultur merupakan penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan
yang sama pada suatu waktu tertentu yang bersamaan ataupun tidak bersamaan.
Tanaman yang akan ditanam secara polikutur,
harus memiliki kombinasi sifat sebagai berikut (Tabel 1):
Tabel 1. Kombinasi Beberapa Sifat Tanaman
dalam Pola Polikultur
No.
|
Sifat tanaman
1
|
Sifat tanaman
2
|
Keuntungan
|
1.
|
Habitus
tinggi
|
Habitus
rendah
|
Efektif
menggunakan cahaya
|
2.
|
Perakaran
dalam (dikotil)
|
Perakaran
dangkal (monokotil)
|
Mengurangi
kompetisi faktor tanah
|
3.
|
Umur dalam
ron
|
Umur genjah
|
Memperpendek
persaingan
|
4.
|
Leguminosa
|
Leguminosa
|
Membatasi
persaingan terhadap N
|
5.
|
Geometrik
erek/vertikal
|
Geometrik
Horizontal
|
Efektif
menggunakan cahaya
|
6.
|
Kebutuhan
cahaya tinggi
|
Kebutuhan
cahaya rendah
|
Efektif menggunakan
cahaya
|
7.
|
Fase-fase
pertumbuhan lebih dulu (tertutama fase generatif)
|
Fase-fase
pertumbuhan lebih lambat
|
Kompetisi
yang keras dapat dihindari
|
B. KOMBINASI BEBERAPA SIFAT TANAMAN DALAM POLA TANAM
POLIKULTUR / INTERCROPPING
Alasan-alasan
yang mendorong petani untuk melakukan penanaman secara polikultur adalah :
a. Penghindaran
resiko (Risk avoidance)
Pertanaman secara monokultur dapat kurang stabil dalam keadaan tertentu.
Apabila salah satu tanaman mengalami kegagalan, maka tanaman lainnya masih bisa
diharapkan hasilnya.
b.Penggunaan nutrisi
lebih efektif
Tanaman yang berbeda jenisnya, maka kebutuhan nutrisinya juga berbeda, sifat
ini dapat menimbulkan efisiensi penggunaan nutrisi tanaman. Kombinasi intercropping tertentu
tidak hanya menghasilkan akumulasi bahan kering yang lebih tinggi, tetapi
juga menjadikan efisiensi penggunaan nitrogen seperti pengambilan nitrogen pada
kombinasi jagung dan padi lebih tingggi dari masing-masing tanaman tunggalnya.
c. Memelihara
kesuburan tanah
Penanaman secara Intercropping dan mixed cropping dapat
mempertahankan kesuburan tanah. Seperti pada tanaman sorgum. Tanaman tunggal
sorgum di Nigeria utara menunjukkan penurunan hasil yang sangat besar dari
pertanaman pertama kepada pertanaman kedua berikutnya setelah terlebih dahulu
nampak penurunan hasil secara perlahan-lahan.
d. Produktivitas
yang lebih tinggi
Alasan kebanyakan petani menggunakan sistem tumpang sari adalah tingginya
produktivitas yaitu jika tanaman yang bersangkutan saling mengisi. Penanaman
dengan cara campuran antara tanaman cotton-marie, terjadi peningkatan sebesar
29 %.
e. Memerangi
kerusakan akibat hama
Besarnya variasi penyakit dan hama dengan bertambahnya jumlah tanaman dalam sistem
tumpnag sari yang mungkin terjadi, tidak akan menimbulkan kerusakan yang
akut/membahayakan. Banyak sifat intensif yang umum digunakan mempunyai tingkat
stabilitas yang tinggi terhadap populasi hama. Sebagai contohnya, penemuan IRRI
terhadap reduksi hama penggerek batang jagung (Osbinia furnacalis guinee)
apabila jagung ditanam secara tumpang sari dengan kacang tanah.
f. Pengendalian
gulma lebih mudah
Tanaman yang ditanam secara tumpang sari menyebabkan bertambahnya populasi
tanaman. Keadaan ini akan memerangi kerapatan gulma untuk berkembang lebih
banyak sebagaimana yang terjadi pada pertanaman tunggal.monokultur. Selain itu,
dalam kegiatan pemeliharaan tanaman dapat dilakukan secara bersamaan dengan
pengontrolan gulma. Intercropping antara jagung dengan
mungbean pada pertanaman kelapa dapat memerangi vegetasi gulma sehingga tidak
perlu dilakukan pengendalian gulma.
g.Penggunaan tenaga
kerja lebih mudah
Adanya perbedaan sifat tanman menyebabkan distribusi pekerjaan akan terjadi secara
merata di sepanjang musim tanam meskipun dengan sistem tumpang sari akan
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.
Pola tanam polikultur, ada bermacam-macam
bentuknya, yaitu (Gambar 1):
a. Sequential
cropping (tanam
bergiliran), adalah usahamenumbuhkan dua tanaman atau lebih secara berurutan
pada tanah yang sama dalam waktu satu tahun. Dimana setiap musim
tanam, petani hanya mengelola satu jenis tanaman.
b. Intercropping (tanam
tumpangsari), adalah menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara
bersama-sama pada lahan yang sama, dimana setiap musim tanam, petani mengelola
lebih dari satu jenis tanamaa pada lahan yang sama. Ada beberapa macamintercropping :
· mixed intercropping (tanaman
campuran)
yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara
bersama-sama/serentak dengan tidak memperhatikan jarak tanam/ pola yang tidak
teratur.
· row intercropping
yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara
bersama-sama/serentak dengan
jarak tanam
tertentu (satu jenis tanaman atau lebih ditanam dalam barisan).
· strip intercropping (pertanaman
berjalur)
yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara
bersama-sama/serentak dengan satu macam tanaman ditanam dalam jalur-jalur
tersendiri yang disusun secara berselang-seling. Bila dilakukan di lahan yang
miring (lereng), mengikuti garis kontour, yang
disebut pertanaman “sabuk gunung” (contour cropping).
· relay intercropping (pertanaman tumpang gilir
)
yaitu suatu pertanaman yang terdiri atas dua jenis tanaman atau
lebih yang ditanam secara bergiliran. Tanaman kedua ditanam di
antara baris tanaman pertama, setelah tanaman pertama berbunga tetapi sebelum
dipanen. (menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak
selama sebagian dari daur hidup masing-masing tanaman (tanam bersisipan).
· multi-storey cropping (pertanaman
bertingkat)
yaitu pertanaman berbentuk kombinasi antara pohon dengan
tanaman lain yang berhabitus lebih pendek. Kombinasi antara pohon berupa
tanaman kehutanan dengan tanamana berhabitus pendek yang berupa tanaman pertanian,
yang disebut agro-forestry.
· Alternating Bed System (sistem surjan)
Sistem pertanaman yang terdiri atas dua jenis tanaman
atau lebih, yang ditanam pada sebidang lahan yang dibentuk menjadi dua
ketinggian, bagian yang tinggi (tabukan) dan yang rendah (ledokan) secara
berselang-seling. Bagian yang tinggi biasanya berfungsi sebagai tegalan, sedang
bagian yang rendah sebagai sawah.
Gambar 1. Bentuk-bentuk pola tanam. a. mixed intercropping; b. row intercropping; c. strip intercropping; d.relay intercropping.
Komentar
Posting Komentar