penerapan teori maslow motivasi




PENERAPAN TEORI MOTIVASI
PADA PERUSDAHAAN INDOFOOD
TEORI MASLOW




 








Disusun oleh :
Nama                           : Ifi tamala
Npm                            : 1450090048
Dosen pembimbing     : Elni Mutmainnah SP MP




FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kesuksesan suatu perusahaan sangat tergantung dengan aktivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut.  Karyawan merupakan sumber daya yang paling penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai visi dan misinya.
Hal tersebut dikarenakan pemikiran-pemikiran Maslow berkaitan dengan kemanusiaan (humanity) yang pastinya akan berhubungan dengan semua aspek kehidupan. Teori-teori Maslow banyak dirujuk sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Keluarnya mereka dikarenakan adanya factor yang menekan mereka sehingga membuat dirinya keluar dari pekerjaan itu dengan sendirinya, walau mereka tahu bahwa mencari pekerjaan pada zaman ini itu sangat sulit. Keluarnya mereka dari pekerjaan asalnya dengan beberapa alasan seperti, ketidak nyamanan dalam bekerja, suasana yang tidak sesuai dengan keinginannya, kurangnya factor pendorong mereka untuk lebih giat dalam bekerja dan tekanan pekerjaan. Keterbatasan lapangan pekerjaan juga menjadi factor yang membuat banyaknya pengangguran.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sebuah perusahaan memberikan motivasi terhadap para karyawannya?
2.      Bagaimana para anggota perusahaan menciptakan iklim organisasi yang baik?
3.      Apakah hambatan yang didapat dalam menciptakan iklim tersebut?







BAB II
TEORI MASLOW
2.1 Teori-teori motivasi :
o   Teori maslow : piramida terbalik
1.      Fisik                : kebutuhan biologis karyawan atau kebutuhan dasar, dimana kebutuhan dasar ini berupa sandang, pangan dan papan, serta kebutuhan dasar lainnya.
2.       Rasa aman                 : kebutuhan akan rasa aman karyawan terhadap dirinya dalam melakukan pekerjaannya, kebutuhan ini biasa dipenuhi dengan asuransi yang diberikan oleh perusahaan.
3.      Social              : dimana kebutuhan akan rasa dihargai dan diterima oleh orang lain menjadi kebutuhan selanjutnya setelah rasa aman dan fisik terpenuhi.
4.       Penghargaan  : kebutuhan akan dihargainya usaha karyawan terhadap pekerjaannya, seperti kenaikan gaji dan reward.
5.       Aktualisasi diri          : dimana kebutuhan yang muncul setelah empat kebutuhan seperti fisik, rasa aman, social dan penghargaan terpenuhi. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk memuaskan dirinya, seperti jabatan (kenaikan jabatan).
Teori maslow lebih efektif dalam memotifasi karyawan dibandingkan dengan teori ERG (Existence, Relatedness, dan Growth)  dari Elderfer, karna Maslow menjelaskan kebutuhan yang dibutuhkan seseorang dalam melakukan tugasnya, sedangkan Elderfer hanya memberikan tiga kebutuhan dan itu pun belum tentu sesuai dengan seseorang. Maslow menjelaskan 5 kebutuhan dari yang dasar dan tahapannya, sedangkan Elderfer hanya menjelaskan kebutuhannya tanpa ada tahapan-tahapan yang jelas.
Teori pengharapan victor VROOM : teori ini menyebutkan bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika ia memiliki harapan-harapan atas pekerjaan yang telah ia lakukan.
Teori pengharapan VROOM jauh lebih efektif dibanding dengan teori persepsi dari Pace, karena Vroom menjelaskan akan adanya suatu hal yang dipercaya oleh karyawan akan hasil kerjanya, dibandingkan dengan mempersepsikan lingkungan kerjanya (seberapa baik harapan dipenuhi, peluang apa yang tersedia, seberapa banyak pemenuhan yang terjadi, dan berapa baik peranan-peranan organisasi yang bermanfaat dilaksanakan). Kepercayaan karyawan akan hasil yang ia dapat dari pekerjaannya itu jauh lebih memotivasi disbanding dengan mempersepsikan lingkungan yang ada.
Teori iklim :
Steve Kelneer menyebutkan enam dimensi iklim organisasi sebagai berikut :
1.    Flexibility conformity. Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.
2.    Resposibility Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai elaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.
3.    Standards. Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik.
4.    Reward. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.
5.    5. Clarity. Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.
6.    Tema Commitmen. Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih saat dibutuhkan.

Stringer (Wirawan, 2007) menyebutkan bahwa karakteristik atau dimensi iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu. Ia juga mengatakan enam dimensi yang diperlukan, yaitu:
1.    Struktur. Struktur merefleksikan perasaan bahwa karyawan diorganisasi dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab mereka. Meliputi posisi karyawan dalam perusahaan.
2.    Standar-standar. Mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Meliputi kondisi kerja yang dialami karyawan dalam perusahaan.
3.    Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “pimpinan diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat mengenai keputusannya dari orang lain. Meliputi kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan.
4.    Pengakuan. Perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Meliputi imbalan atau upah yang terima karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan.
5.    Dukungan. Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja. Meliputi hubungan dengan rekan kerja yang lain.
6.    Komitmen. Merefleksikan perasaan kebanggaan dan komitmen sebagai anggota organisasi. Meliputi pemahaman karyawan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.







BAB III
PEMBAHASAN
3.1  PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di JakartaIndonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusumayang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga AustraliaAsia, dan Eropa
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis  (Grup) yang saling melengkapi sebagai berikut:
Produk Konsumen Bermerek (CBP). Kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan yang terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP merupakan merek-merek yang terkemuka dan dikenal  di Indonesia untuk makanan dalam kemasan.
1.       Bogasari, memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta. Kegiatan usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan.
2.       Agribisnis. Kegiatan usahanya terkonsentrasi pada Indofood Agri Resources Ltd., yang tercatat di Bursa Efek Singapura, dan anak-anak perusahaanya termasuk PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), yang tercatat di BEI. Kegiatan usaha utama Grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan  shortening bermerek. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman lainnya.
3.        Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anak-anak perusahannya, serta berbagai produk pihak ketiga.
Melihat pola yang ada dalam perusahaan Indofood, maka dilakukan wawancara terhadap salah satu karyawan dari perusahaan Indofood bernama Santoso. Beliau merupakan karyawan PT. Indofood yang telah bekerja selama 5 tahun, demikian hasil wawancara kami berdua :
Saya = S,  Pak Santoso = P
S : selamat siang, pak?
P : siang.
S : boleh bertanya-tanya sebentar pak?
P : boleh.
S : apakah selama ini bapak merasa nyaman dengan pekerjaan bapak?
P : ya, saya merasa nyaman-nyaman saja
S : apakah bapak memiliki semangat atau motivasi dalam pekerjaan bapak?
P : tidak juga
S : mengapa? Apakah ada factor lain yang membuat bapak kurang sesuai dengan keinginan bapak?
P : yah pastinya ada, karna saya merasa ada factor yang membuat saya tidak begitu nyaman dalam pekerjaan saya
S : factor apa itu?
P : pendapatan saya, saya merasa apa yang telah saya dapatkan tidak sesuai dengan apa yang saya lakukan
S : apakah gaji bapak tidak naik-naik?
P : iya, itu dia masalahnya
S : emangnya, apa saja rutinitas bapak?
P : saya dibidang accounting pajak
S : woow, hebat dong bapak, pastinya gajinya besar dong pak?
P : yah, lumayan untuk orang yang berusia 5 tahun bekerja
S : lantas, kenapa bapak masih merasa kurang nyaman?
P : pendapatan saya memang besar tapi, apa yang saya lakukan itu lebih dari waktu yang wajar
S : maksudnya?
P : saya pergi pagi, pulang hingga malam bahkan sampai tengah malam, dan itu seharusnya masuk dalam hitungan lembur, tapi saya tidak dihitung seperti itu.
S : ohh, jadi waktu bapak banyak terkuras tapi pendapatan bapak tidak meningkat?
P : iya.
S : lalu bagaimana hubungan bapak dengan karyawan lain dan atasan?
P : hubungan kami baik-baik saja, jarang ada konflik dan semua lancer-lancar saja
S : lohh, bagaimana itu bs terjadi?
P : iya bisa saja, karna pimpinan kami tidak membiasakan untuk menyimpan dendam atau informasi yang tidak benar, jika itu terjadi dan mulai muncul konflik, maka akan langsung di proses dan ditindak
S : apakah ada bagian konseling didalam perusahaan? Dan apakah ada cara dalam menyalurkan aspirasi karyawan?
P : ada bidang konseling di dalam perusahaan itu. Kalau soal penyaluran aspirasi karyawan itu sudah ada jadwalnya tersendiri.
S : seperti apa itu pak?
P : yah itu seperti karyawan dikumpulkan dan dipertemukan mejadi satu dengan para pimpinannya. Biasa juga para karyawan memiliki pemimpin masing-masing dan pemimpin itu akan menyampaikannya pada atasannya lagi.
S : ohh, apakah ada hambatan dalam menjaga kondisi seperti itu?
P : tentu saja ada, tapi kecil, karna kami para karyawan dituntut untuk saling berbaur dan bersahabat, jika ada masalah pasti langlung diselesaikan.
S : jadi hal tersebut yang membuat bapak bertahan sampai sekarang ini?
P : iya, saya suka suasana tempat saya bekerja, tapi hanya factor tadi yang membuat saya kurang enak dalam bekerja.
S : jadi, apakah bapak akan terus bertahan atau meninggalkan pekerjaan bapak dengan kondisi perusahaan yang enak seperti itu?
P : yah, kalau terus-terusan gaji saya tidak nambah juga, walau kondisi disana enak, tetep saja saya akan mencari yang lebih dapat menghargai pekerjaan saya.
S : oke deh pak kalau begitu, terima kasih atas informasinya.
P : oke sama-sama, de.

Menurut hasil wawancara diatas bahwa kurangnya motivasi yang didapatkan oleh bapak Susanto ini terhadap pekerjaan yang ia dapat, tapi iklim organisasi tersebut sudah bagus dan baik, sehingga kenyamanan dalam bekerja pun dapat terciptakan.
Menurut teori maslow, bapak Susanto ini telah mencapai tingkat keempat yaitu kebutuhan penghargaan, dimana ia ingin usahanya dihargai seperti kenaikan gaji yang ia inginkan itu, sehingga motivasinya dalam melakukan pekerjaan akan berkurang dan hal ini akan merugikan perusahaan.
Menurut teori Vroom, apa yang di alami oleh bapak Susanto ini tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan, sehingga apa yang menjadi pekerjaannya akan ia kerjakan biasa-biasa saja, tanpa ada motivasi, haslinya pun akan biasa saja, atau bahkan akan dapat hancur karna kekecewaan karyawan.
Dalam teori Iklim organisasi, berdasarkan hal diatas, sudah hamper mencapai dimensi-dimensi yang ada, seperti yang diberikan oleh Stringer yaitu struktur ( para karyawan memiliki pernannya masing-masing), tanggung jawab ( para karyawan memiliki tanggung jawabnya masing-masing), dukungan dan komitmen. Dengan tercapainya dimensi itu sehingga dapat menciptakan keadaan organisasi yang cukup baik. Dalam perusahaan itu juga tidak tercapainya suatu dimensi seperti standar ( tekanan atas pekerjaan yang diberikan) dan pengakuan (kurangnya penghargaan yang diberikan terhadap hasil pekerjaan karyawan). Karna ada dan tidak tercapainya dimensi-dimensi itu makana iklim yang ada akan tercipta baik-baik saja, dan bahkan bias hancur suatu saat jika tidak langsung diperbaiki.

Komentar

Postingan Populer