analisis tanaman sawi di bengkulu






LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS USAHA TANI TANAMAN SAWI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYgincV6wcJvSY6M41BnKmPFmqRD6lLjfLcH3ouygrr7MKpuvQXX7gBy0mgSBQTf1KVnh5ZL_yiyEOn3UcTuTfc_ijqNQNaVOGv5sdszuvm4CDeGEHsQ_NI9Ck_tDMxJCoDVbMTxcZY2Hd/s1600/UNIVERSITAS+MUHAMMADIAH+BENGKULU.png
Di susun oleh
Nama
Nomor pokok mahasiswa
Ifi tamala
1450090048
Rika srinendia novianti
14500900
Hazisko saputra
14500900
Fikri khazali
1450090058
Suherlin
1450090020
Dosen Pembimbing                  : Novitri Kurniati SP.M.P
FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita sampaikan kepada allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehinggga penulis mampu menyelesaikan laporan praktikum  analisis usaha tani tanaman sawi.
Shalawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar kitA muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang moderen seperti yang telah kita rasakan.
 Kami menyampaikanUcapan terima kasih sebesar-besarnya kepada  dosen pembimbing novitri kurniati sp. mP yang telah membimbing kami untuk membuat laporan praktikum ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan praktikum jika ada selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikutberperan serta dalam penyusunan laporan praktikum ini baik dari awal sampai akhir, yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu-persatu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Benkulu,                 juni   2015

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... ...... I
Daftar Isi............................................................................................................... ...... 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang.................................................................................................. ...... 1
1.2  Tujuan praktikum............................................................................................. ...... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Tani....................................................................................................... ...... 3
2.2  Biaya Usaha Tani............................................................................................ ...... 8
2.3 Penerimaan Dan Produksi Usaha Tani............................................................. ...... 11
2.4 Pendapatan Usaha Tani.................................................................................... ...... 12
2.5 Analisis Efisiensi dan Kelayakan..................................................................... ...... 13
2.6 Analisis Bep..................................................................................................... ...... 14
2.7 Analisis ROI dan Payback Period .................................................................... ...... 15
BAB III METEOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................... ...... 16
3.2 Pengambilan Data............................................................................................ ...... 16
3.3 Operasional Variabel........................................................................................ ...... 16
3.4 Teknik Analisa Data......................................................................................... ...... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi.............................................................................................. ...... 18
4.2 Identitas Responden......................................................................................... ...... 18
4.3 Biaya Usaha Tani............................................................................................. ...... 19
4.4 Produksi Penerimaan........................................................................................ ...... 21
4.5 Pendapatan....................................................................................................... ...... 22
4.6 Efisiensi Usaha Tani........................................................................................ ...... 22
4.7 Kelayakan Usaha Tani..................................................................................... ...... 23
4.8 Analisis Bep..................................................................................................... ...... 23
4.9 Roi Dan Payback Period.................................................................................. ...... 24
BAB V PENUTUP          
5.1 kesimpulan ...................................................................................................... ...... 25
5.2 saran................................................................................................................ ...... 25
LAMPIRAN.
1.      Poto kegiatan
2.      Surat keterangan
3.      Kuisioner hasil praktikum


  
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang subur dan sangat baik di tanami sayur-sayuran.contohnya tanaman sawi,Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen.
 KLASIFIKASI BOTANI.
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea. 
Dalam laporan praktikum ini di bbuat untuk memenuhi tugas analisis usaha tani. Seperti yang kami buat yaitu analisisi usahatani tanaman sawi. Dalam proses melakukan praktikum ini terkadanag apa yang di sampaikan oleh petani sebenarnya tidak sesuai dengan keadaan  yang sebenarnya, sehingga sering sekali saat menganalisis data yang di berikan oleh petani mahasiswa terkadang mengalami kesulitan,karena apabila satu data atau tidak sesuia dengan yang di sampaikan oleh petani maka mahasiswa harus turun kelapangan lagi, memang pada saat turun survei kelapangan tidak terlalu susaha akan tetapi setelah kita menganalisis data yang di ambil dari responden mengalami kesulitan.
Tujuan Praktikum
Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari usaha tani yang dilaksanakan oleh beberapa petani diwilayah benkulu khususnya kebun tebeng.  Mahasiswa akan mempelajari analisis kelayakan usaha tani tersebut secara ekonomi. Dan supaya mahasiswa lebih mengetahui bagaimana cara menganalisis data.










BAB  II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Tani
Syarat Tumbuh
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
BUDIDAYA TANAMAN SAWI
Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari.
A. BENIH.
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
B. PENGOLAHAN TANAH.
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
C. PEMBIBITAN.
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
D. PENANAMAN.
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
E. PEMELIHARAAN.
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru.
HAMA DAN PENYAKIT
A. HAMA.
1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).
B. PENYAKIT.
1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.

PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN.
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.
Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
5. Pengolahan.
2.2 Biaya Usaha Tani
 biaya usahatani
Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 
Biaya tetap (fixed cost ) ).
 Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya,dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Biaya tetap ini beragam, dan kadang-kadang tergantung dari peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau biaya variabel  (tidak tetap) . contoh biaya tetap antara lain : sewa tanah, pajak, alat pertanian.

Biaya tidak tetap (variabel cost)
biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perluh ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang diinginkan.
Cara menghitung biaya tetap adalah:

(1) FC =  ∑_(i=1)^n▒XiPxi     atau       FC = biaya tetap + penyusutan alat
Ialah:
FC = biaya tetap
Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap; 
Pxi= harga input: dan
n   = macam input.
Bila besarnya biaya tetap ini tidak dapat dihitung dengan rumus (1); maka sekaligus ditetapkan nilainya saja. Misalnya pajak irigasi yang harus dibayar. Karena tidak diketahui berapa liter air irigasi yang harus dibayar. Karena tidak diketahui berapa liter air yang dipakai untuk irigasi, maka untuk menghitung biaya tetap, diperhitungkan langsung berapa rupiah yang di bayarkan untuk biaya irigasi tersebut. Kadang-kadang biaya tetap ini berubah atau diperlakukan sebagai biaya variabel bila angkat penyusutan (alat-alat pertanian misalnya) dihitung.
Rumus (1) juga dipakai untuk menghitung biaya variabel. Karena tatal biaya (TC) adalah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC); maka:
(2) TC=FC + VC
Dalam analisis usahatani, sering dilakukan dengan dua cara, yaitu;
analisis finansial,
 Dalam analisis finansia, data biaya yang dipakai adalah data riil yang sebenarnya dikeluarkan. Misalnya jumlah tenaga kerja yang dipakai 100 HKSP (hari kerja setara peria) dengan upayah Rp 3.000/hari; maka biaya tenaga kerja adalah 100 x Rp 3.000 = Rp 300.000. bila diantara 100 HKSP tersebut, 25 HKSP di antaranya adalah tenaga dalam keluarga, maka nilai upah yang dihitung hanya upah tenaga kerja yang menyewa saja sebesar 75 HKSP tersebut.

 (b) analisis ekonomi. 
Dalam analisis ekonomi, data upah yang dipakai adalah upah menurut ukuran harga bayangan (shadow price). Upah tenaga kerja di jawa yang jumlah penduduknya berlebih ini memungkinkan upah tenaga kerja riil lebih kecil dari pada upah menurut ukuran perhitungan harga bayangan. Mungkin upah tersebut bernilai Rp 5.000/hari. Bila demikian, biaya untuk 100 HKSP menjadi 100 x Rp 5.000 = 500.000. tentang bagaimana menghitung harga bayangan ini dijelaskan dalam bukulain, misalnya gittiger (1986) atau soekartawi (1992) .   3. Produksi; 4. Biaya ataupengeluaran usahatani; dan 5. Keterangan umum.
2.3  Penerimaan dan Produksi
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang di peroleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat di tuliskan sebagai berikut:



Yaitu: TR =  Total Penerima
Y =  Produksi yang diperolehdalam suatu usahatani 
Py= Harga Y
Bila macam tanaman yang diusahakan adalah lebih dari satu, maka rumus (1) berubah menjadi
TR =∑_(i=1)^n▒〖Y.Py〗
Yaitu n =jumlah macam tanaman yang diusahakan
Oleh karena itu dalam menghitung total penerimaan usahatani perlu dipisahkan:
 (a) Analisis persial usahatani; dan 
(b) Analisis keseluruhan usahatani.
Jadi kalau sebidang lahan ditanam 3 tanaman secara monokultur  (misalnya tanaman padi, jagung dan ketela pohon), dan bila tanaman  yang akan ditelitih adalah salah satu macam tanaman saja, maka analisis seperti ini disebut analisis parsial. Sebaliknya kalau ketiga-tiganya seperti ini di sebut analisis keseluruhan usahatani (wholefarm analysis).
Dalam menghitung penerimaan usahatani, beberapa hal yang harus diperhatikan:
Pertama, hati-hati dalam menghitung produksi pertanian, karena tidak semua produksi pertanian itu dapat dipanen secara serentak. Contoh:
Menghitung produksi padi per ha sangat muda karena proses panennya serentak
Menghitung produksi asparagus relatif sulit karena selama proses produksi, asparagus tersebut dipanen beberapa kali.
Kedua, hati-hati dalam menghitung penerimaan karena: (a) produksi mungkin dijual beberapa kali, sehingga diperlukan data frenkuensi penjualan; (b) produksi mungkin dijual beberapa kali pada harga jual yang berbeda-beda. Jadi di samping frekuensi penjualan yang perlu diketahui juga harga jual pada masing-masing penjualan tersebut.
Ketiga, bila penelitian usahatani ini menggunakan responden petani, maka diperlikan teknik wawancara yang baik untuk membantu petani mengingat kembali produksi dan hasil penjual yang diperolehnya selama setahun terakhir. Pemilihan waktu setahun terakhir ini biasanya sering dipakai oleh para peneliti untuk memudahkan perhitungan.      
2.4  pendapatan usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisi antara penerima dan semua biaya, jadi;
(1) Pd = TR – TC
Pd =  pendapatan usahatani
TR = total penerima
TC = total biaya
Dalam banyak hal jumlah TC ini selalu lebih besar bila analisis ekonomi yang dipakai, dan selalu lebih kecil bila analisis finensial yang dipakai. Oleh karena itu, setiap kali melakukan analisis, perlu disebutkan analisis apa yang digunakan.
Usaha menggali data yang dipergunakan untuk keperluan analisis cash-flow, maka seperangkat pertanyaan dianjukan dan disusun seperti dalam tabel.
2.5 Analisis Efisien dan Kelayakan Usahatani
Analisis Efisien
Untuk mengetahui efisien usahatani digunakan R/C rasio =  TR/TC
Kriteria : apabila nilai 1.R/C rasio > 1 : usahatani efisien
2.R/C rasio < 1 : usahatani tidak efisien
3. R/C rasio =1 : usahatani impas / balik modal
Artinya :
Setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut akan menghasilkan penerimaan.  
Kelayakan Usahatani
Untuk mengetahui apa usahatani yang dilaksanakan layak diteruskan dan menjadi usaha utama digunakan analisis kelayakan atau disebut :
 B/C rasio =  (RT-TC)/TC  atau  B/C = R/C rasio – 1
Kriteria :
B/C rasio ≥1 : usahatani layak
B/C rasio <  1 : usahatani tidak layak
Artinya :
Dalam satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut akan menghasilkan pendapatan.
2.6 Analisis BEP (Break Erent Poin)
Analisis BEF adalah titik inpas dimana suatu usahatani berada pada kondisi tidak untung atau tidak rugi, pada saat BEP ( TR =TC)
Ada dua macam BEP sebagai berikut :
a. BEP produk (QBEP) =  TC/Pq
  jumlah produksi yang harus dihasilkan supayah usaha BEP
b. BEP sales / penjualan (TRBEP) = QBEP x PQ
jumlah penjual pada saat usaha mencapai BEP.
2.7 Analisis ROI dan Payback Period 
Analisis ROI (Return on Invesment)
Kemampuan suatu usaha dalam mengembalikan seluruh infestasi yang sudah ditanam
ROI = keuntungan/modal x 100 %

ROI = 100 % --keuntungan satu kaliproduksi dapat mengembalikan investasi (modal) sebesar 
10 %
Keuntungan = TR – TC
Y      = TR –TC
(+)    = keuntungan
(-)     = rugi
Modal dalah seluruh investasi yang dikeluarkan dalam usahatani, yang terdiri dari
Harga lahan
Harga alat / mesin
Saluran biaya variabel (saprodi, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja)
Payback Period
Jangka waktu atau lamanya suatu usaha bisa mengembalikan seluruh invenstasi yang sudah ditanam.














BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Bengkulu Tebeng, 20 Juni 2015
Bengkulu Tebeng, 21 Juni 2015
3.2 Pengambilan Data
Menggunakan kuisioner praktikum
Alat tulis
Kamera ( untuk dokumentasi)
Langsung turun ke lahan petani

operasiional variabel
pupuk adalah diambil dalam  satuan karung sehingga petani tidak sulit untuk menghitung contohnya pupuk kandang, sedangkan obat hama atau pupuk cair di ambil dalam satu botol.
Bibit adalah di ambil dalam satuan kg dan ada juga dalam ons atau gram. Sedangkan untuk tanaman sawi ini bibit di ambil dalam ons karena disesuiakan dengan luas lahan.
Tang penyemprot adalah tang yang digunakan untuk menyemprot tanaman dan di ambil petani dalam 1 tang bahkan lebih.




teknis analisis data
tanman sawi di dalam perhitungan pendapatannya di hitung menggunakan rumus 
Pendapatan (Y) =Total Penerimaan (TR) –Total Biaya ( TC)
Total Biaya Tetap (FC) = sewa tanah + penyusutan alat
Total Biaya Variabel (VC) = biaya saprodi (pupuk,bibit dll) + biaya     variabel ( dihitung dalam HKSP atau HOK)
Total biaya produksi (TC ) =  Total Biaya Tetap(FC) + VC(total                               biaya variabel)
Penerimaan (TR) = Produksi (Q)  x  Harga Produk (PQ)
Efisien usahatani
R/C =   (Total Penerimaan (TR))/(Total Biaya (TC) )
Kelayakan Usahatani (B/C RATIO)

B/C = (Total Penerima (TR)- Total Biaya (TC))/(Total biaya (TC))
Analisis titik impas
BEP produk (Q Bep) = (Total Biaya (TC))/(Harga Output (PQ))
BEP penjualan (TR Bep) = BEP Produk (Q Bep) x Harga Output (PQ)
Roi =keuntungan/modal  x 100 %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 deskripsi lokasi pengambilan
Pengambilan data di ambil dari petani di bengkulu yang terletak di kebun tebeng  dekat dengan kesehatan dan tidak jauh dari jalan raya sehingga untuk menuju kesana tidak sulit dan sangat mudah.
Identitas Responden
Nama Responden : Bismar Sinamu
Umur Responden : 64 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan
Utama : petani sawi
Sampingan : -
Jumlah Anggota Keluarga : 8 Jiwa
Susunan Keluarga
No
Nama Hubungan
Keluarga Umur
(tahun) L/P Pendidikan Pekerjaan
1 Bismar Sinamu(kk) 64 L SD Petani
2 Nursiti Sagiro(IRT) 51 P SD Petani
3 Ridwan Sinamo(anak) 36 L SMP Petani
4 Boingo Ch Sinamo(anak) 27 L SE Kantoran
5 Bunbun Freddi(anak) 25 L STM Propos Pemadam
6 Yamoho Br Sinamo
(anak) 22 P Akutansi Distributor
7 Benna Ronni(anak) 17 L SMEA Pelajar
8 Budian Putra(anak) 15 L SMEA Pelajar

4.3 Biaya Produksi Usahatani
A. biaya tetap (Fixed Cost = FC)
1. Nilai Sewa Tanah, Pajak Atau Bunga Bank

No Biaya Per tahun Per Musim Tanam
1 Sewa lahan 5.000.000,00
2 Pajak -
3 Bunga modal -
Jumlah Rp 94.931,50

2. Nilai Penyusutan Alat 

No Jenis
alat Jumlah
(unit) Nilai
Beli Nilai
akhir Umur
ekonomis Nilai
penyusutan
1 Cangkul 2 Rp 200.000 0 10 th Rp 20.000
2 Ember 2 Rp 10.000 0 4 bln Rp 2.500
3 Tang penyemprot 2 Rp 500.000 0 5 th Rp 100.000
4 Cutter 2 Rp 4.0000 0 2 bln Rp 2.000
Jumlah Rp 124.500


Total biaya tetap (FC) = sewa tana + penyusutan alat
=  Rp 94.931,50 +  124.500
= Rp 219.431, 50

B. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC )
1 Sarana Produksi
No Jenis input Volume
(unit) Harga
(Rp/Unit) Biaya (Rp)
1 Bibit 2 ons Rp 10.000 Rp 20.000
2 Pupuk kandang 33 krung Rp 20.000 Rp 660.000
3 Urea 412,5 gr Rp 3.500 Rp 3.500
4 Trusban 1 botol Rp 45.000 Rp 45.000
5 Hantu 1 botol Rp 125.000 Rp 125.000
6 Karet 2 kg Rp 40.000 Rp 40.000
Jumlah Rp 893.500,00

2. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Laki-laki
Jenis
Kegiatan Jam
Hari
Orang
Jumlah
Jam HOK HKSP Upah/
HKSP Biaya

Olahan lahan 6 4 1 8 3 3 Rp 50.000
Penanaman 5 2 1 8 1,25 1,25
Perawatan 1 1 1 8 0,125 0,125
Panen 2 1 1 8 0,25 0,25
Jumlah 4,625

Tenaga Kerja Perempuan

Jenis
Kegiatan Jam
Hari
Orang
Jumlah
Jam HOK HKSP Upah/
HKSP Biaya

Olahan lahan 6 4 1 8 3 2,4 Rp 50.000
Penanaman 5 2 1 8 1,25 1
Perawatan 1 1 1 8 0,125 0,1
Panen 2 1 1 8 0,25 0,2
Jumlah 3.7

Tenaga kerja anak
Jenis
Kegiatan Jam
Hari
Orang
Jumlah
Jam HOK HKSP Upah/
HKSP Biaya

Olahan lahan 0 0 1 8 0 0 Rp 50.000
Penanaman 0 0 1 8 0 0
Perawatan 0 0 1 8 0 0
Panen 0 0 1 8 0,25 0,125
Jumlah 0,125

HKSP = 4.625 + 3.7 + 0.125
=8.45 x 50.0000
= 422.500
TOTAL BIAYA VARIABEL (VC) = biaya saprodi + biaya variabel
= Rp 893.500,00 + 422.500
= Rp 1.316.000,00
TOTAL BIAYA PRODUKSI (TC ) =  FC + VC
= Rp 219.431, 50 + 1.316.000,00
= RP 1.535.431,5
Produksi Penerimaan
Produksi Usahatani (Q)
Dijual = 6000 Ikat
Dikonsumsi = 2 Ikat
Untuk bibit = -
Total produksi = 6000 Ikat

Harga produk (PQ) =Rp 1.500 /ikat
Penerimaan (TR) = Produksi (Q)  x  Harga Produk (PQ)
= 1.500 x 6000 
= Rp 9.000.000


4.5  Pendapatan Usahatani
Y = Total Penerima (TR) - Total Biaya (TC)
= Rp 9.000.000 - 1.535.431,5
= Rp 7.464.568,5 
Usahatani sawi mengalami keuntungan
4.6 Efisien usahatani
R/C =   (Total Penerimaan (TR))/(Total Biaya (TC))
       =  ( 9.000.000)/1.535.431,5
= Rp 5,8
Artinya : apabila setiap biaya usaha tani yang di keluarkan satu rupiah saja maka akan mendapatkan penerimaan 

4.7 Kelayakan Usahatani (B/C RATIO)

B/C = (Total Penerima (TR)- Total Biaya (TC))/(Total biaya (TC))
                    = (Rp   9.000.000-1.535.431,5 )/1.535.431,5
                    = 4,8 
Artinya: apabila setiap biaya usaha tani yang di keluarkan satu rupiah saja maka akan mendapatkan pendapatan.
4.8 Analisis titik impas
a. BEP produk (Q Bep) = (Total Biaya (TC))/(Harga Output (PQ))
                                = (Rp 1.535.431,5)/6000
 = 255,9

b. BEP penjualan (TR Bep) = BEP Produk (Q Bep) x Harga Output (PQ)
        = 255,9 x 6000
        = Rp 1.535.431,5
4.9 ROI dan Payback Period 
ROI (Return on Invesment)
Modal Usahatani :
Harga lahan 1 kapling = 250.000.000 luas lahan tanaman sawi hanya 330 petak
1 kapling = 15 x 10= 150 x 2 = 300
Harga Lahan = Rp 250.000.000 x 330 / 300 = Rp 275.000.000
Harga Alat = 124.500
Biaya Saprodi = 893.500
Biaya tenaga kerja = 422.500 +
Jumlah = Rp 276.440.500
Roi =keuntungan/modal  x 100 %
=  7.464.568,5 / 276.440.500 x 100%
= 2,7 

Payback Period
Pp = 100% /ROI %
= 100 / 2,7
= 37  periode produksi
= 37 / 365 x 221 hari
= 2,12 tahun
Jangka waktu atau lamanya suatu usaha bisa mengembalikan seluruh invenstasi yang sudah ditanam adalah 2,12 tahun

BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun.
Dari penjelasan di atas bahwa kita dapat menyimpulkan mulai dari penjabaran smapai ke analisis data ternyata tanaman sawi ini cocok untuk di budidayakan karena layak dan efisien sedangkan keuntungannya juga baik.

5.2 Saran
tanaman usaha tani sawi yang di budidayakan di kebun tebeng sebenarnya sudah bagus, akan tetapi alangkah baiknnya jika tanaman sawi tersebut di budidayakan lebih baik lagi supaya pendapatan petani lebih meningkat.


DAFTAR  PUSATAKA
Anonim. “Botani Tanaman sawi, Universitas Sumatra Utara”. Dalamhttp://repository.usu.ac.id/. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. “Sawi”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/. Diunduh 15 November 2013.
Anonim. “Sawi hijau”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/. Diunduh 15 November 2013.
Anonim. Sawi Putih”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. 2013. Manfaat dan Kandungan Sawi. Dalamhttp://minumanbandrek.blogspot.com/. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. 2011. Tinjauan Pustaka Tanaman Sawi. dalam http://digilib.unimed.ac.id/. Diunduh 17 November 2013.
Cahyono, Bambang. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai – Rsai). Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.
Panen Tanaman Sawi”. Dalam  Penyuluh Pertanian Madya, http://cybex.deptan.go.id. Diunduh  tanggal 15 November 2013.
Sosilo, Kartika Restu & Renda Diennazola. 2012. 19 Bisnis Tanaman Sayur Paling Diminati Pasar. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Sunarjono, Hendro. 2003. Bertanam 30 Jenis Tanaman Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya.


POTO KEGIATAN
  
 
  
 
  
 
  
 

 
 
 

 



 

Komentar

Postingan Populer